Kamu


Indah selaksa senja bentuk imajinasi
Dalam temaram terpendar sebuah kisi
Rasa yang entah menjelma merasuk hati
Etis atau tidak seakan tak peduli
Kau hadiahkan sunyi padaku 
usik sunyi yang kumiliki


                        Harus dengan apa kutebus rasaku
                        Jika malu menggentayangi diri
                        Bagaimanapun aku perempuan yang perempuan
                        Menerima kodrat yang telah terpahatkan

            Sanggupkah aku menahan segala debar
            Berpaling tak memandang
            Pasrah pada pengharapan
            Yakin akan rencana Tuhan?

maka bantulah aku
enyahlah dalam pandangan
hilang dalam pikiran
membeku saja dalam duniamu
sampai patahan takdir menemukan
jikapun tidak
skenario-Nyalah yang menentukan


Jakarta, Februari 2015

Komentar