Resensi Novel "Suti" Karya Sapardi Djoko Damono


Resensi Novel “Suti”
Karya: Sapardi Djoko Damono

I.                 Identitas Buku
Judul Buku    : Suti
Pengarang      : Sapardi Djoko Damono
Tebal              : viii + 192 hlm.; 13 cm x 19 cm
Cetakan          : Pertama, 2015
Penerbit          : Kompas

Novel ini menceritakan tentang kisah hidup Suti yang tinggal di pinggiran kota Solo. Suti merupakan seorang perempuan muda yang sifatnya suka konyal-kanyil namun tegar. Meski umurnya baru diujung belasan tahun Suti telah dinikahkan oleh ibunya dengan seorang lelaki bernama Sarno, tapi tidak jelas Sarno ini milik Suti atau Ibunya.
Keluarga priayi yang pindah ke desa tersebut telah merubah kehidupan Suti. Suti yang bekerja sebagai pembantu di keluarga itu dianggap keluarga sendiri oleh priayi tersebut. Bu Sastro sangat menyayanginya. Bu sastro bersuamikan Den Sastro, dan mempunyai dua putra bernama Kunto dan Dewo.
Suti akhirnya jatuh cinta pada Kunto karena ia sering diberi perlakuan istimewa olehnya. Namun Kunto yang sebenarnya juga menyukai Suti tak buru-buru mengungkapkannya. Ternyata Suti tak hanya mencintai Kunto saja, namun ia juga mengagumi Den Sastro. Pada suatu hari saat Bu Sastro dan anak-anaknya tidak di rumah, Suti larut dalam pelukan Den Sastro yang baru pulang dari Jakarta yang waktu itu baru dikeroyok oleh beberapa orang karena ternyata sifat Priayi tersebut suka main perempuan. 
Pada suatu hari Suti dan Ibunya pergi meninggalkan kampung tanpa pamit pada keluarga  Den Sastro. Bu Sastro yang merasa bersalah berusaha mencari informasi terkait kepergian Suti namun tak menemukannya. Kunto telah lulus dari kuliahnya, pun Dewo yang memutuskan bekerja setelah lulus sekolah. Den Sastro yang sudah sakit-sakitan akhirnya pulang dari Jakarta dan tak lama dia meninggal dunia. Kunto dinikahkan oleh Ibunya dengan saudaranya di Surabaya. Saat hari pernikahan Kunto, Suti kembali ke kampungnya dengan membawa seorang anak perempuan. Tomblok, sahabat Suti heran anak itu anak siapa, namun Suti enggan menjelaskan siapa ayah dari anak tersebut, ia hanya mengungkapkan bahwa Nur—nama anak perempuan itu—adalah anaknya. Kepulangan Suti membuka tabir bahwa selama ini Suti pergi ke Jakarta karena sesuatu, mungkin karena kehamilannya.
Novel Suti ini merupakan novel terbaru dari sastrawan terkenal Sapardi Djoko Damono, dan pembaca novel ini seperti dibawa mengalir untuk menerjemahkan sendiri apa yang terjadi atau apa yang sebenarnya terjadi. Pun pada bagian akhir dari novel ini pembaca seolah dibuat untuk menyimpulkan endingnya sendiri, yaitu ketika pada akhirnya Suti datang ke rumah Bu Sastro yang baru pulang dari Surabaya, ia disambut dengan ramah seperti biasanya. Mereka kemudian pergi ke makam Den Sastro, di depan pusara anak Suti—Nur—bertanya pada ibunya terkait kedatangannya ke kampung itu yang ingin bertemu ayahnya, apakah makam tersebut adalah makam ayahnya. Bu Sastro kemudian memeluk Nur dan membisikkan sesuatu.
Salah satu yang membuat penyusun resensi membeli novel ini adalah karena penulisnya terkenal. Bukan hanya itu sebenarnya, isi dari novel ini juga menarik. Bahasa yang digunakan ringan, sehingga mudah dipahami. Selain itu juga terdapat daftar arti istilah bahasa jawa, sehingga memudahkan pembaca yang tidak mengerti bahasa jawa (percakapan dalam novel ini banyak menggunakan bahasa jawa).
Kelebihan lainnya yaitu setting tempat dan budaya yang menarik sehingga membuat pembaca seolah-olah berada di lokasi yang diceritakan.
Novel ini memiliki sedikit kekurangan yang terdapat pada penulisannya, yaitu banyak bagian yang salah ejaan, tidak terdapat spasi; mungkin karena Novel Suti yang saya beli merupakan novel cetakan pertama.Meskipun demikian, novel ini tetap menarik untuk dibaca.

Komentar