Mengapa senja buru-buru pergi padahal belum kutemui senyum hangatmu.
Bagai badai yang menerpa tiba-tiba, kabar tentangmu membuat hatiku karam, aku tidak dapat berbuat banyak selain menangisi kepergianmu, membuat ruang dalam pikiranku untuk mengenangmu, serta untaian surat Al-Fatihah yang semoga terhatur padamu.
Kang, aku begitu mengagumimu sejak dulu.
Sikapmu yang bersahaja namun tetap ramah tak pandang bulu. kecerdasanmu yang tak lagi teragukan olehku. Dan lain-lain yang tak bisa aku uraikan di sini.
Sebelum aku mendengar tentang kabar terakhirmu, hatiku diliputi gelisah. Semacam timbul tanya "mengapa aku begitu ingin menengok kampung halaman?".
Lalu berhari-hari aku hanya menyimpan kegelisahan itu sendiri hingga tiba hari di mana aku mendengar tentang kepulanganmu.
Rasanya aku sudah tak bisa menangis lagi, air mataku telah tumpah bersama teka-teki gelisahku di hari yang lalu itu.
Aku hanya mampu menenangkan dukaku, menghambur pada pelukan alam, menguntai beragam firasat yang lalu.
Kang..... kini kau telah tenang di sana bersama Abah Kyai yang pulang seratus hari lebih dua hari sebelum pulangmu.
Kang...... masih kusimpan kerudung merah darimu, kerudung yang sebenarnya telah usang, namun kubiarkan ia tetap tersimpan.
Kang.. salam untuk Lek Kaji.....
Salam Rindu
Semoga Allah menempatkanmu pada tempat terbaik-Nya!
Kau akan terus hidup dipikiranku T-T
Bagai badai yang menerpa tiba-tiba, kabar tentangmu membuat hatiku karam, aku tidak dapat berbuat banyak selain menangisi kepergianmu, membuat ruang dalam pikiranku untuk mengenangmu, serta untaian surat Al-Fatihah yang semoga terhatur padamu.
Kang, aku begitu mengagumimu sejak dulu.
Sikapmu yang bersahaja namun tetap ramah tak pandang bulu. kecerdasanmu yang tak lagi teragukan olehku. Dan lain-lain yang tak bisa aku uraikan di sini.
Sebelum aku mendengar tentang kabar terakhirmu, hatiku diliputi gelisah. Semacam timbul tanya "mengapa aku begitu ingin menengok kampung halaman?".
Lalu berhari-hari aku hanya menyimpan kegelisahan itu sendiri hingga tiba hari di mana aku mendengar tentang kepulanganmu.
Rasanya aku sudah tak bisa menangis lagi, air mataku telah tumpah bersama teka-teki gelisahku di hari yang lalu itu.
Aku hanya mampu menenangkan dukaku, menghambur pada pelukan alam, menguntai beragam firasat yang lalu.
Kang..... kini kau telah tenang di sana bersama Abah Kyai yang pulang seratus hari lebih dua hari sebelum pulangmu.
Kang...... masih kusimpan kerudung merah darimu, kerudung yang sebenarnya telah usang, namun kubiarkan ia tetap tersimpan.
Kang.. salam untuk Lek Kaji.....
Salam Rindu
Semoga Allah menempatkanmu pada tempat terbaik-Nya!
Kau akan terus hidup dipikiranku T-T
😢
BalasHapus